BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etil Asetat
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus
CH3CH2OC(O)CH3/ CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam
asetat. Senyawa ini berwujud cairan, tak berwarna tetapi memiliki aroma
yang khas.
Etil asetat merupakan
pelarut polar menengah yang mudah
menguap, tidak beracun dan tidak higroskopis. Etil asetat dapat
melarutkan air hingga 30% dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu
kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi, namun senyawa ini
tidak stabil dalam air mengandung basa atau asam.
Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa
yang menghasilkan asam asetat dan etanol kembali.
Katalis yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4), karena
berlangsungnya reaksi. Reaksi kebalikan hidrolisis yaitu, esterifikasi ficher.
Untuk memperoleh hasil rasio yang tinggi biasanya digunakan asam kuat dengan
proposi stoikiometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan
etanol dan natrium asetat yang tidak dapat di reaksi lagi dengan etanol.
Sifat fisika dan kimia etil asetat dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Berbau Khas
Rumus molekul
Titik didih: 77,1 0C
Mudah menguap
Densitas: 0,89 gr/cm3
Tidak Beracun
Berat Molekul: 88,12 gr/mol
Tidak Higroskopis
Tidak berwarna
Tabel 2.1. Sifat fisika dan sifat kimia etil asetat
2.2 Bahan Baku Etil
Asetat
2.2.1 Asam asetat (CH3COOH)
Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik, dan memiliki
rumus yang ditulis dalam bentuk CH3COOH. Asam cuka memiliki rumus empiris
C2H4O2 rumus ini sering ditulis dengan CH3COOH/CH3CO2H. Asam murni di sebut
dengan asam asetat glacial. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan
pada mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa.
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri
yang penting. Asam asetat dalam industri makanan digunakan sebagai pengatur
keasaman. Asam asetat dalam produksi polimer digunakan dalam polietilena
tereftalat, selulosa asetat dan polivini asetat, namun berbagai macam serat dan
kain.
Sifat fisika dan kimia asam asetat dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Densitas: 1,049-1.266 gr/cm
Asam lemah
Massa molar: 60,09 gr/mol
Higriskopis
Titik lebur: 16,5 0C
Titik didih: 118,1 0C
Titik beku: 16,7 0C
Penampilan: cairan tidak berwarna
Keasaman: 4,76 pada suhu 25 0C
Aroma: berbau khas
Tabel 2.2. Sifat fisika dan sifat kimia asam asetat
2.2.2 Etanol (C2H5OH)
Etanol (C2H5OH) disebut juga etil alkohol, alkohol murni,
alkohol absolut, atau alkohol. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat
ditemukan pada minuman berakohol dan termometer modern. Etanol adalah salah
satu obat pereaksi tertua.
Etanol termasuk kedalam alkohol rantai tunggal dengan rumus
kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Merupakan isomer konstitusional dari
metil eter. Etanol sering disingkat menjadi etOH. Dengan “et” merupakan
singkatan dari gugus etil (C2H5). Etanol banyak di gunakan sebagai pelarut
berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia.
Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus
sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya
etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Sifat fisika dan sifat kimia etanol dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Titik didih: 78,4 0C
Reaksi asam basa
Titik leleh: -114,3 0C
Halogenasi
Densitas: 0,784 gr/cm3
Pembentuk ester
Viskositas: 1200 cP(20) 0C
Dehidrasi
Massa jenis
Oksidasi
Tabel 2.3. Sifat fisik dan sifat kimia etanol
2.2.3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu
sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi atau
produk. Katalis memastikan reaksi berlangsung lebih cepat untuk memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi.katalis mengurangi energi yang dibutuhan untuk berlangsungnya reaksi.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang
kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai
banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat
ditemukan secara alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis, walaupun
demikian asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam yang terjadi karena
oksidasi sulfur dioksidasi di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam
sulfit). Sulfit dioksidasi adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan
bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Sifat fisika dan sifat kimia asam sulfat dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Sifat Kimia
Sifat Fisika
Dapat bereaksi penih dengan air
Massa molar: 98,08 g/mol
Higroskopis
Penampilan: bening
Dapat bereaksi dengan logam
Densitas: 1,84 g/cm3
Dapat bereaksi dengan asam dan basa
Titik leleh: 10 0C
Titik didih: 337 0C
Tabel 2.4. Sifat kimia dan fisika asam sulfat
2.3 Proses
Pembuatan Etil Asetat
Asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan sam akan
dihasilkan eter. Proses ini disebut
dengan reaksi esterifikasi ficher, dimana reaksi dapat dilihat di bawah ini:
R-COOH + R-OH R-COOR + H2O
Tahap – tahap pembuatan etil asetat adalah sebagai berikut:
1. Esterifikai
Ficher
Proses esterifikasificher yaitu mereaksikan antara asam
karboksilat dengan alkohol. Asam karboksilat yang digunakan adalah asam asetat
(CH3COOH) dan alkohol yang digunakan adalah metanol (CH3OH).
Reaksi sebagai berikut:
H2SO4
CH3COOH + C2H5OH CH3COOCH2CH3 + H2O
Asam Asetat Etanol Katalis Etil Asetat Air
2. Proses
Pencucian Dan Pemisahan Dengan Aquadest
Pencucian pemilihan dilakukan dicorong pisah, kemudian
didiamkan sampai terbentuknya bidang batas.
3. Pemurnian
Pemurnian bertujuan untuk memisahkan air yang masih terikat
dengan menggunakan adsorben.
0 komentar:
Posting Komentar